"Proses
Organisasi"
Proses Organisasi adalah segala
aktivitas-aktivitas utama yang dilakukan dalam suatu organisasi. Proses
organisasi itu berkaitan dengan interaksi antar anggota di dalam suatu
organisasi dan dapat diartikan sebagai prosedur bagaimana anggota dapat saling
bahu membahu untuk membangun suatu organisasi.
“Proses Mempengaruhi Organisasi “
Setiap organisasi dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Namun, bagaimana kita melaksanakan suatu wewenang agar organisasi
tersebut mendapat pengaruh yang baik.
Elemen-elemen yang dapat memepengaruhi proses organisasi yaitu :
a. orang yang mempengaruhi (0)
b. metode mempengaruhi (→)
c. orang yang dipengaruhi (p)
Jadi proses mempengaruhi : 0 → p
Jadi didalam data di atas tedapat timbal balik dalam
suatu pengaruh untuk mempengaruhi seseorang. sedangkan metode untuk mempengaruhi
adalah di antaranya :
a. Kekuatan fisik
b. Penggunaan sanksi (positif/negatif)
c. Keahlian
d. Kharisma (daya tarik)
Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan :
a. Antara perseorangan
b. Kelompok dengan seseorang
c. Seseorang dengan kelompok
Hubungan antara Kekuasaan dan Pengaruh
a. Analisis French-Raven
b. Analisis Etzioni
c. Analisis Nisbel
“Proses Pengambilan Keputusan”
Dalam proses pengambilan keputusan terdapat beberapa metode yaitu :
1.
Kewenangan Tanpa Diskusi, Metode pengambilan keputusan ini seringkali
digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode
ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika organisasi
tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan.
Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan
keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang
tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode
pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan
persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota
organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang
bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
2. Pendapat
Ahli, Menurut Newman, Summer dan Waren,
Memerinci langkah desain dan mengidentifikasi menjadi empat tahap yaitu
penemuan penyelesaian alternatif, penganalisa, pembuatan suatu diagnosis, dan
pemilihan rencana yang diambil.
3.
Kewenangan setelah diskusi, Sifat
otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan
dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan
pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasidalam proses pengambilan
keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan
mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga
munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil
dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas.
4.
Kesepakatan, Kesepakatan terjadi
kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil.
Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh
dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang
diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan
tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan
dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
“Dua Buah Model Fisher Dalam
Proses Pengambilan Keputusan”
a. Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
b. Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu, Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi.
a. Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
b. Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu, Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi.
“Teknik & Metode Pengambilan Keputusan”
Pengambilan keputusan dapat
dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif
yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif
yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu
pilihan final. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini
terhadap pilihan.
Menurut ahli, Brinckloe:
Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak
dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut untuk menemukan dan
menyelesaikan masalah organisasi. Suatu aturan kunci dalam pengambilan
keputusan ialah sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus
dibuat.
Teknik pengambilan keputusan adalah
suatu penerapan ilmu dan teknologi untuk mengambil suatu keputusan dari sebuah
pilihan atau masalah yang dihadapi. Untuk membuat lebih terstruktur
proses-proses pengambilan keputusan, para pakar mengeluarkan metode-metode yang
membuat pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sistematis dan terarah
agar tujuan yang diinginkan tercapai.
Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan yang dikemukakan oleh
pakar, Siagian, S.P, antara lain :
1. Brainstorming
Jika sekelompok orang dalam suatu
organisasi menghadapi suatu situasi problematic yang tidak terlalu rumit, dan
dapat diidentifikasikan secara spesifik mereka mengadakan diskusi dimana setiap
orang yang terlibat diharapkan turut serta memberikan pandangannya. Pada akhir
diskusi berbagai pandangan yang dikemukakan dirangkum, sehingga kelompok
mencapai suatu kesepakatan tentang cara-cara yang hendak ditempuh dalam
mengatasi situasi problematic yang dihadapi. Penting diperhatikan dalam teknik
ini yaitu:
- Gagasan yang aneh dan tidak masuk akal sekalipun dicatat
secara teliti.
- Mengemukakan sebanyak mungkin pendapat dan gagasan karena
kuantitas pandanganlah yang lebih diutamakan meskipun aspek kualitas tidak
diabaikan.
- Pemimpin diskusi diharapkan tidak melakukan penilaian atas
sesuatu pendapat atau gagasan yang dilontarkan, dan peserta lain diharapkan
tidak menilai pendapat atau gagasan anggota kelompok lainnya.
- Para peserta diharapkan dapat memberikan sanggahan
pendapat atau gagasan yang telah dikemukakan oleh orang lain.
- Semua pendapat atau gagasan yang dikemukakan kemudian
dibahas hingga kelompok tiba pada suatu sintesis pendapat yang kemudian
dituangkan dalam bentuk keputusan.
2.Synetics
Seorang diantara anggota kelompok
peserta bertindak selaku pimpinan diskusi. Diantara para peserta ada seorang
ahli dalam teori ilmiah pengambilan keputusan. Apakah ahli itu anggota
organisasi atau tidak, tidak dipersoalkan. Pimpinan mengajak para peserta untuk
mempelajari suatu situasi problematik secara menyeluruh. Kemudian masing-masing
anggota kelompok mengetengahkan daya pikir kreatifnya tentang cara yang
dipandang tepat untuk ditempuh. Selanjutnya pimpinan diskusi memilih
hasil-hasil pemikiran tertentu yang dipandang bermanfaat dalam pemecahan
masalah. Dan tenaga ahli menilai melakukan penilaian atas berbagai gagasan
emosional dan tidak rasional yang telah disaring oleh pimpinan diskusi serta
kemudian menggabungkannya dengan salah satu teori ilmiah pengambilan keputusan
dan tindakan pelaksanaan yang diambil.
3. Consensus Thinking
Orang-orang yang terlibat dalam
pemecahan masalah harus sepakat tentang hakikat, batasan dan dampak suatu
situasi problematik yang dihadapi, sepakat pula tentang teknik dan model yang
hendak digunakan untuk mengatasinya. Teknik ini efektif bila beberapa orang memiliki
pengetahuan yang sejenis tentang permasalahan yang dihadapi dan tentang teknik
pemecahan yang seyogyanya digunakan. Orang-orang diharapkan mengikuti suatu
prosedur yang telah ditentukan sebelumnya. Kelompok biasanya melakukan uji coba
terhadap langkah yang hendak ditempuh pada skala yang lebih kecil dari situasi
problematik yang sebenarnya.
4. Delphi
Umumnya digunakan untuk mengambil
keputusan meramal masa depan yang diperhitungkan akan dihadapi organisasi.
Teknik ini sangat sesuai untuk kelompok pengambil keputusan yang tidak berada
di satu tempat.
Pengambil keputusan menysun serangkaian pertanyaan yang
berkaitan dengan suatu situasi peramalan dan menyampaikannya kepada sekelompok
ahli. Para ahli tersebut ditugaskan untuk meramalkan, apakah suatu peristiwa
dapat atau mungkin terjadi atau tidak. Jawaban dari anggota kelompok tadi
dikumpulkan dan masing-masing anggota ahli mempelajari ramalan yang dibuat oleh
masing-masing rekannya yang tidak pernah ditemuinya. Pada kesempatan
berikutnya, rangkaian pertanyaan yang sama dikembalikan kepada para anggota
kelompok dengan melampirkan jawaban yang telah diberikan oleh para anggota
kelompok pada putaran pertama serta hal-hal yang dipandang sudah merupakan
kesepakatan kelompok. Apabila pendapat seseorang ahli berbeda maka memberikan
penjelasannya secara tertulis. Tiap-tiap jawaban diberikan kode tertentu
sehingga tidak diketahui siapa yang memberikan jawaban. Jawaban tersebut di
atas dilakukan dengan beberapa putaran. Pengedaran daftar pertanyaan dan
analisa oleh beberapa ahli dihentikan apabila telah diperoleh bahan tentang
ramalan kemungkinan terjadi sesuatu peristiwa di masa depan.
5. Fish bowling
Sekelompok pengambil keputusan
duduk pada suatu lingkaran, dan di tengah lingkaran ditaruh sebuah kursi.
Seseorang duduk di kursi tersebut hanya dialah yang boleh bicara untuk
mengemukakan pendapat ide dan gagasan tentang suatu permasalahan. Para anggota
lain mengajukan pertanyaan, pandangan dan pendapat. Apabila pandangan orang
yang duduk di tengah tersebut telah dipahami oleh semua anggota kelompok dia
meninggalkan kursi dan digantikan oleh orang yang lain untuk kesempatan yang
sama. Setelah itu semua pandangan didiskusikan sampai ditemukan cara yang
dipandang paling tepat.
6. Didactic interaction
Digunakan untuk suatu situasi yang
memerlukan jawaban “ya” atau “tidak”. Dibentuk dua kelompok, dengan satu
kelompok mengemukakan pendapat yang bermuara pada jawaban “ya” dan kelompok
lainnya pada jawaban “tidak”. Semua ide yang dikemukakan baik pro maupun kontra
dicatat dengan teliti. Kemudian kedua kelompok bertemu dan mendiskusikan hasil
catatan yang telah dibuat. Pada tahap berikutnya terjadi pertukaran tempat.
Kelompok yang tadinya mengemukakan pandangan pro beralih memainkan peranan
dengan pandangan kontra.
7. Collective Bargaining
Dua pihak yang mempunyai pandangan
berbeda bahkan bertolak belakang atas suatu masalah duduk di satu meja dengan
saling menghadap. Masing-masing pihak datang dengan satu daftar keinginan atau
tuntutan dengan didukung oleh berbagai data, informasi dan alasan-alasan yang
diperhitungkan dapat memperkuat posisinya dalam proses tawar-menawar yang
terjadi. Jika pada akhirnya ditemukan bahwa dukungan data dan informasi serta
alasan-alasan yang dikemukakan oleh kedua belah pihak mempunyai persamaan, maka
tidak terlalu sukar untuk mencapai kesepakatan. Tetapi sebaliknya, pertemuan
berakhir tanpa hasil yang kemudian sering diikuti dengan timbulnya masalah yang
lebih besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar